Sabtu, 08 Januari 2011

Pemerintah Cemaskan Kemiskinan Naik

INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah was-was kenaikan harga pangan dunia bakal mengerek angka kemiskinan dari 13,3% pada tahun lalu menjadi 14,5% pada tahun ini.

“Masyarakat miskin sangat terpengaruh oleh kenaikan harga bahan pangan karena dua pertiga dari konsumsi mereka adalah pada konsumsi pangan, sementara golongan lain lebih terpengaruh pada keniakan bahan bakar minyak (BBM),” demikian dikutip dalam Bahan Retreat Pangan di Jakarta, Jumat (7/1).

Dalam bahan tersebut diungkapkan ada enam skenario perhitungan dampak kenaikan harga pangan, yang diwakili oleh beras dan cabai, terhadap tingkat kemiskinan. Adapun kurun waktu yang digunakan dalam perhitungan potensi peningkatan tingkat kemiskinan adalah Maret 2010 (13,3%) ke Maret 2011.

Skenario pertama adalah dengan kenaikan harga beras sekitar 21,3% ditambah dengan kenaikan harga cabai 171%, maka kemiskinan angka berada di kisaran 14,5%. Skenario kedua, kenaikan harga beras 14,3% ditambah dengan kenaikan harga cabai 3%, maka kemiskinan akan berada di level 14%.

Skenario ketiga, kenaikan harga beras sebesar 21,3% ditambah dengan kenaikan harga cabai 3%, maka tingkat kemiskinan bergerak menjadi 14,2%. Selanjutnya, skenario keempat adalah kenaikan harga beras 14,3% ditambah kenaikan harga cabai 171%, maka kemiskinan menjadi 14,3%.

Skenario kelima, kenaikan harga beras sebesar 13,1% ditambah kenaikan harga cabai 37%, maka berimplikasi mendongkrak kemiskinan ke level 14% dan skenario terakhir adalah dengan kenaikan harga beras 7,1% dan kenaikan harga cabai 37%, maka kemiskinan naik tipis menjadi 13,8%.

Estimasi tersebut berdasarkan pada realisasi harga pangan pada Desember 2010 dan tren kenaikannya yang diperkirakan masih akan terjadi hingga Maret 2011. Dalam data tersebut dinyatakan bahwa posisi harga beras pada Desember 2010 dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya (year on year) rata-rata naik sebesar 30,8%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Desember 2009 dari posisi Desember 2008 yang sekitar 6,1%.

Dan pada periode yang sama, kenaikan harga juga terjadi pada jenis komoditas lainnya, antara lain cabe merah naik 101,3%, cabe rawit 140,06%, minyak goreng curah 28,61%, dan gula pasir 9,32%.

Berdasar data tersebut juga diungkapkan bahwa kenaikan harga pangan pada 2010 telah menyumbang inflasi 15,6%, pada 2008 sebesar 20%, dan pada 2006 sebesar 18%.

Dengan demikian pemerintah menyatakan bahwa perlu upaya stabilisasi harga pangan dengan melakukan interfensi menggunakan instrument fiskal dan perdagangan yaitu melakukan impor bagi komoditi yang diperlukan, mengurangi biaya perdagangan dengan menghapus bea masuk, penerapan ‘jalur hijau’ bagi impor komoditi pangan, dan menyederhanakan tata niaga komoditi pangan.

Selanjutnya, melakukan pengamanan pasokan dalam negeri denga n memastikan rencan aproduksi terlaksana dengan baik, serta menyiapkan rencana kontijensi utnuk menghadapi dampak anomali iklim serta meminimumkan dampak gejolak situasi bagi kelompok masyarakat yang paling rentan atau berpendapatan rendah.

Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Armida S Alisjahbana menyatakan, pihaknya masih tetap optimis akan pencapaian target kemiskinan tahun ini. “Kami di Baappenas tetap optimistis bahwa target kemiskinan awal tahun dapat tercapai,” ungkapnya di kantor Kementerian Pertanian, petang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar