Sabtu, 08 Januari 2011

BPS Janjikan Bobot Harga Cabai Dicoret

INILAH.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menjanjikan pemerintah untuk mengkaji ulang (review) bobot harga cabai dalam laju inflasi.

Hal tersebut diungkap Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati ketika ditemui di gedung Kemenkeu, Jumat (7/1). "Akan direview. BPS berjanji untul me-review kembali. Kan begini, bundle of commodity (kelompok komoditas) kan selalu di-review konsistensinya, terus di-review juga, memang layak nggak sih," ungkapnya.

Menurutnya, laju inflasi berdampak cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat sehingga BPS sudah seharusnya mengkaji ulang bobot cabai dalam perhitungan inflasi. "Kemarin, saya dengar BPS akan melakukan review mengenai itu. Itu bagus, karena artinya, ini kita bicara soal statistik ya, saya nggak bicara soal inflasi," ujarnya.

Pemerintah berharap, dengan adanya perubahan perhitungan teknis inflasi nantinya akan lebih mencerminkan kondisi kelompok komoditas yang sesungguhnya. "Soal statistik itu kan kalau ada outlayer, data yang tiba-tiba naik tiba-tiba turun kalau kita me-run model, itu bisa membalikan sign. Bisa mengubah tren, perhitungan menjadi tak cukup valid untuk menangkap, bukan soal itu apa pengaruhnya, tapi lebih untuk menunjukkan bahwa bundle of commodity-nya harus mencerminkan," paparnya.

Namun Anny belum bisa menjabarkan, apakah nantinya perhitungan harga cabai atau komoditas pangan lainnya dalam inflasi, akan berupa pengurangan bobotnya atau bahkan dihilangkan sama sekali sebagai bentuk penyesuaian kala harga bergejolak. Pasalnya, hal tersebut adalah kewenangan BPS. "Lho kita kan belum tahu apakah nanti hilang ataukah bobotnya menjadi kecil di dalam inflasi, di dalam model "xx" commodity-nya," ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah berjanji akan menjaga distribusi dan ketersediaan stok komoditas pangan agar harganya stabil. "Kita harus bisa, kalau saya bilang kita harus, kita harus mengendalikan inflasi di 2011. Kita all out," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan akan tetap mempertahankan harga cabe dalam perhitungan inflasi. Namun, bobot volumenya terhadap inflasi akan dikurangi apabila harga menguat. “Gak bisa, gak mungkin BPS abaikan cabe. Inflasi itu kan mengukur spending masyarakat, gak bisa,” tegas Kepala BPS Rusman Heriawan kepada INILAH.COM ketika dikonfirmasi apakah harga cabe akan dicoret dari perhitungan inflasi, Minggu (2/1).

Ia melanjutkan, inflasi mengukur daya belanja masyarakat sehingga dengan mengeluarkan harga cabe sebagai indikator maka akan mengurangi poin daya belanja. Demikian pula apabila harga komoditas pangan lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan sejeninsya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar